Tidak hanya itu, Perdana Menteri Ali Zeidan juga menuntut agar semua milisi, tanpa terkecuali, yang menembaki warga sipil meninggalkan ibukota Libya secepatnya.
"Masyarakat tidak bisa terima atas kehadiran kelompok bersenjata yang mengintimidasi negara," kata Zeidan, seperti dikabarkan Al-Arabiya (Minggu,17/11).
"Demonstrasinya damai dan telah diizinkan oleh Kementerian Dalam Negeri. Namun, para demonstran malah ditembaki (militan asal Misrata) pada saat mereka memasuki distrik Gharghur," ungkapnya.
Pemerintah baru Libya hingga kini masih berusaha mengatasi banyaknya militan bersenjata. Mereka juga menolak seruan pemerintah untuk menyerahkan senjata atau bergabung dengan pasukan keamanan nasional, sehingga hal ini menimbulkan ancaman bagi stabilitas negara.
Sementara jumlah korban dari protes anti-milisi di ibu kota Libya, Tripoli certatan 40 orang tewas dan lebih dari 400 orang mengalami cedera.
[rus]
BERITA TERKAIT: