Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, mengatakan bahwa pihaknya prihatin terhadap jatuhnya para korban tewas dan luka akibat bentrokan tersebut.
"Kami mengecam penggunaan kekerasan dan dalam segala bentuk, dan mendesak semua pihak untuk menahan diri, untuk memulihkan ketertiban dan ketenangan," ujar Kerry seperti dikabarkan
Politico (Minggu, 17/11).
Kerry menyadari bahwa pihak berwenang Libya dan rakyat Libya saat ini tengah menghadapi tantangan yang signifikan dalam transisi demokrasi mereka, namun hal ini telah terlalu banyak terjadi pertumpahan darah dan nyawa yang dikorbankan.
Kerry menilai bahwa bentrokan itu sangat melenceng dari cita-cita revolusi rakyat Libya ketika menggulingkan Muammer Khadafi pada tahun 2011.
"Rakyat Libya berjuang untuk membangun sistem demokrasi, dan itu yang harus terus dilakukan," tandasnya.
[rus]
BERITA TERKAIT: