Seperti dilansir dari
Aljazeera, hari Kamis (12/09) gedung Kementerian Luar Negeri itu menjadi tempat bagi konsulat Amerika yang berada di Libya. Tidak ada korban jiwa dari ledakan it. Namun dinding gedung itu hancur dan meja, komputer, lemari serta beberapa benda lainnya berhamburan keluar bercampur dengan puing gedung.
Sejauh ini belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan bom mobil tersebut. Pemerintah juga mengecam aksi itu sebagai tindakan pengecut yang ditujukan untuk menyerang kedaulatan dan menciptakan imej yang kacau di Libya serta ingin memberikan pesan jika kantor kedutaan di Benghazi tidak aman.
Tahun lalu juga terjadi ledakan serupa yang menewaskan Duta Besar AS, Chris Stevens bersama empat warga Negeri Paman Sam lainnya
.[wid]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: