Liu didakwa mengambil ribuan data tentang alat yang disebut "disk resonator giroskop" dan sistem pertahanan lainnya ke Cina yang melanggar embargo senjata Amerika.
Seperti dilansir dari Washington Post, Selasa (25/3), alat itu didesain untuk membuat misil, rudal dan roket hingga bisa mengenai sasaran tanpa bantuan dari satelit. Alat itu juga sedang dikembangkan secara rahasia oleh militer Amerika dengan sebuah perusahaan kecil dan L-3 Communications, salah satu kontraktor besar untuk bidang pertahanan.
Kasus yang disebut "ancaman orang dalam" oleh FBI ini memang tidak begitu banyak menarik perhatian seperti operasi cyber Cina. Meski begitu, pemerintah A.S memperingatkan jika spionase semacam itu bisa merusak keamanan nasional dan bisnis Amerika.
"Amerika adalah pemimpin global dalam pengembangan teknologi, hal ini juga yang membuat Amerika menjadi sasaran pencurian data dan teknologi terlarang" ujar John Carling, asisten dari Jaksa Penuntut Umum untuk Keamanan Nasional.
"Skema seperti ini yang menggambarkan ancaman akan keamanan nasional kita. Kelompok intelijen telah menilai Cina merupakan salah satu dari kelompok yang paling agresif untuk mengumpulkan data sensitif dan teknologi dari A.S," lanjut John.
Awal bulan ini juga seorang warga Cina yang bekerja sebagai kontraktor di Nasa Langley Research Center ditangkap di Dulles Airport atas tuduhan membuat statemen palsu terhadap agen federal tentang laptop dan sim card yang dibawanya. Menurut surat pernyataan FBI, pelaku bernama Bo Jiang (31) telah mengambil laptop milik NASA yang berisikan informasi penting dalam perjalanannya menuju Cina.
[wid]
BERITA TERKAIT: