''Saya mendukung program yang akan menggulingkan rezim. Saya akam menempatkan keberuntungan saya di balik ini, benar-benar, sampai akhir,'' kata Tlass dalam wawancara dengan surat kabar Western.
Sejak meninggalkan Suriah, Tlass mengatakan hartanya akan diberikan kepada kelompok oposisi untuk membantu membangun masyarakat demokratis di Suriah.
Dia mengatakan setelah runtuhnya rezim Assad, dirinya ingin menciptakan organisasi non-pemerintah (LSM) yang akan memiliki kepemilikan formal
dari bagian kerajaan bisnisnya.
''LSM itu akan dimiliki oleh sebuah panel dari tujuh tokoh oposisi terkemuka dan saya akan membuat akun publik dengan transparan,'' kata Tlass.
"Mimpi saya adalah Suriah akan menjadi negara demokrasi yang nyata," sambung Tlass.
Antipati terhadap pemerintah Suriah membentang selama hampir satu dekade. Tlass mengatakan, keluarga Assad berpikir sebagai pemilik negara, sementara yang lainnya adalah domba mereka'.
Brisbane Times, Sabtu (29/9), melaporkan Tlass telah berbicara dengan tokoh-tokoh kunci dalam elite bisnis Suriah dan bekerja untuk meyakinkan mereka agar mau bergabung dengan revolusi. Keluarga Tlass telah lama menjadi pendukung dari rezim Suriah. Ayahnya yang bernama Mustafa dan ayahnya Bashar al-Assad, Hafez, bekerja sama untuk menghantarkan keluarga Assad kepada tampuk kekuasaan. Sedangkan saudaranya, Brigadir Jenderal Manaf Tlass merupakan teman dekat Assad sewaktu kecil.
Kerajaan bisnis Tlass, Min Ajl Suriyya (MAS), meliputi beberapa industri, mulai dari biji kopi dan konstruksi yang diperkirakan bernilai miliaran pound Suriah.
[dem]
BERITA TERKAIT: