Pakistan Marah dan akan Mengevaluasi Hubungan dengan AS, NATO dan ISAF

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/teguh-santosa-1'>TEGUH SANTOSA</a>
LAPORAN: TEGUH SANTOSA
  • Minggu, 27 November 2011, 06:51 WIB
Pakistan Marah dan akan Mengevaluasi Hubungan dengan AS, NATO dan ISAF
rmol news logo Sebanyak 24 orang tewas dan 13 lainnya luka akibat serangan yang dilancarkan helikopter pasukan NATO di Mohmand Agency, Pakistan, yang berbatasan dengan Pakistan, Sabtu pagi kemarin (26/11). Peristiwa itu jelas membuat pemerintah Pakistan marah dan akan mengevaluasi hubungan negara itu dengan Amerika Serikat, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) juga International Security Assistance Force (ISAF).

Hal itu disampaikan kantor Perdana Menteri Pakistan, Yousuf Raza Gilani dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan tak lama setelah berita mengenai serangan itu beredar luas.

"Ini adalah kejadian yang begitu besar," ujar Syed Masood Kausar, gubernur Provinsi Khyber Pakhtunkhwa ketika berbicara di depan wartawan di Islamabad.

Adapun NATO dan ISAF mengatakan serangan itu tak sengaja mereka lakukan, karena batas antara Pakistan dan Afghanistan tak selalu jelas. Menurut Jurubicara ISAF, Jenderal Carsten Jacobson, serangan itu adalah bagian dari operasi militer bersama antara ISAF dan pasukan Afghanistan.

Jenderal Jacobson, seperti dikutip CNN, mengatakan, dirinya tak bisa menyebutkan berapa jumlah korban yang tewas dan terluka dan serangan itu.

Jenderal John R. Allen, yang memimpin pasukan NATO di Afghanistan, mengatakan, secara pribadi dirinya memperhatikan dari dekat perkembangan kasus ini.

Dari Washington DC, Menteri Pertahanan Leon Panetta juga disebutkan tengah mendalami kasus ini serta menyampaikan rasa penyesalan dan turut berduka cita atas meninggalkan warga sipil dan militer Pakistan.

Tetapi tentu saja pengakuan dan belasungkawa itu tidak cukup. Jurubicara militer Pakistan, Mayjen Athar Abbas, mengecam dan mengatakan tidak ada pembenaran yang dapat diterima dalam serangan itu. [guh]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA