Medvedev juga ingin agar orang-orang Libya satu suara dalam masa transisi kini mengingat Libya merupakan suatu negara yang amat kompleks terdiri dari banyak suku bangsa dan klan.
"Bagaimanakah perkembangan selanjutnya saya belum tahu. Jika kaum pemberontak cukup kuat untuk mempersatukan negeri atas dasar demokrasi, kami dengan sendirinya akan mempertimbangkan diadakannya hubungan dengan mereka," kata Medvedev dalam konfrensi pers, Kamis (25/8).
Medvedev mengatakan, Khadafi masih memiliki kekuatan pasukan dan pengaruh. Hal itu dapat menciptakan dua kekuasaan di Libya meskipun kaum pemberontak sukses menguasai Tripoli.
"Khadafi dan pengikutnya memiliki pengaruh tertentu dan potensi militer tertentu. Kami ingin agar hal ini berhenti semakin cepat, agar mereka duduk pada meja perundingan dan mencapai kata sepakat mengenai masa depan Libya," ujarnya.
Intinya dia menekankan, Rusia berkepentingan agar Libya tetap negara yang berdaulat yang mengembangkan hubungan persahabatan dengan negeri-negeri lain.
[ald]
BERITA TERKAIT: