Sikap tegas Zambia disampaikan Menteri Luar Negeri Zambia, Kabinga J. Pande, yang berbicara dalam jumpa pers di Rabat hari Sabtu (2/4). Dalam jumpa pers bersama Menteri Luar Negeri Maroko Taib Fassi Fihri, Kabinga mengatakan bahwa keputusan menarik dukungan diambil tanggal 29 Maret lalu.
Kunjungan Kabinga ke Maroko dilakukan untuk mempererat hubungan bilateral kedua negara, khususnya di bidang ekonomi, teknis dan budaya.
Selain Zambia, Papua Nugini juga menarik dukungan dari Republik Sahrawi. Penarikan dukungan itu diambil tanggal 30 Maret.
Hal itu dikatakan Menlu Maroko, Taib Fassi Fihri, dalam jumpa pers dengan Kabinga. Menurutnya, penarikan dukungan yang pernah diberikan Zambia dan Papua Nugini kepada Republik Sahrawi memiliki arti penting untuk menciptakan perdamaian yang abad.
“Dalam satu dekade terakhir tidak kurang dari 30 negara telah menarik dukungan dari apa yang disebut sebagai Republik Sahrawi, sebuah entitas yang sama sekali tidak memenuhi persyaratan hukum dan politik sebagai sebuah negara,†katanya.
Ini juga memperlihatkan bahwa dalam satu dekade terakhir komunitas internasional semakin memiliki cara pandang yang sama dalam menciptakan perdamaian di kawasan itu. Serta, tentu saja membuktikan bahwa proposal otonomi khusus yang disampaikan Maroko merupakan pemecahan masalah yang serius dan kredibel seperti diakui oleh Dewan Keamanan PBB.
Sampai hari ini tidak ada satu negara Eropa pun yang mengakui Republik Sahrawi. Sementara 35 negara Afrika, atau 2/3 dari total negara di benua itu telah menarik dukungan dari Republik Sahrawi. Selain itu, 12 negara anggota Forum Pasifik juga telah mencabut dukungan. Hal yang sama juga terjadi di Oseania dan hampir semua negara Asia. [guh]
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: