Aquino Akui Misi Filipina Gagal

Masih Cekcok dengan Taiwan

Kamis, 24 Februari 2011, 06:14 WIB
Aquino Akui Misi Filipina Gagal
Presiden Filipina Benigno Aquino III
RMOL. Presiden Filipina Benigno Aquino III mengakui, Filipina ga­gal mencari solusi untuk me­nyelesaikan sengketa de­ngan Taiwan berkaitan kasus pemu­langan warga-warganya. Taipei me­ngancam akan menyetop mempekerjakan warga Filipina.

Aquino mengirimkan se­orang utusan pribadi ber­pe­ngaruh ke Taipei, Senin (22/1), untuk menjelaskan mengapa Manila bulan lalu memu­lang­kan ke China 24 tersangka penipuan, termasuk 14 diduga warga Taiwan.

“Tampaknya misi itu tidak berhasil. Mereka meminta kita untuk meminta maaf. Saya tidak yakin ada sesuatu yang membuat kita harus meminta maaf, mengingat keadaan,” kata Aquino, kemarin.

Manila mengatakan, pihak­nya berhak bertindak ber­dasarkan peringatan Interpol, menangkap tersangka dan mendeportasi mereka ke Chi­na setelah para tersangka Tai­wan gagal menunjukkan surat-surat identitas mereka berasal dari pulau itu.

“China datang kepada kami dan memberitahu kami ten­tang keberadaan sindikat itu. Kami menangkap (para ter­sangka), kami mengumpulkan bukti. Kami mengirim pesan, Filipina bukan tempat yang aman bagi para penjahat,” tambah Aquino.

Presiden Taiwan Ma Ying-jeou marah-marah saat ber­temu Manuel Roxas, utusan resmi Aquino dan kepala par­tai ber­kuasa Partai Liberal. Hal ini tampak jelas dalam siaran tel­e­visi lokal Taiwan, Selasa (22/2).

Menteri Tenaga Kerja Tai­wan Wang Ju-Hsuan  menam­bah­kan, negara tengah mem­pertimbangkan membekukan pengiriman pekerja Filipina sebagai pem­balasan, mes­kipun keputusan akhir belum dibuat.

“Jika mereka membekukan penyewaan pekerja Filipina, kita akan ... mencari tempat lain untuk penyebaran me­reka. Ada wilayah lain misal­nya yang telah menyatakan ke­inginan (mereka) untuk mem­pekerjakan pekerja Fili­pina di luar negeri,” kata Aquino tanpa menjelaskan lebih lanjut.

China dan Taiwan telah diperintah secara terpisah sejak akhir perang sipil pada 1949, meskipun Beijing meng­klaim pulau itu. Filipina memiliki hubungan formal dengan Chi­na, tetap memelihara hu­bu­ngan ekonomi dan budaya dengan Taiwan. Terdapat seki­tar 70.000 pekerja Filipina di Taiwan, dan mereka mengirim ratusan juta dolar setahun ke negerinya.   [RM]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA