Lesbian Inggris Menikah Secara Islam

Selasa, 22 Februari 2011, 07:21 WIB
Lesbian Inggris Menikah Secara Islam
ilustrasi, pernikahan lesbian
RMOL. Lesbian Islam asal Inggris juga ingin mengukuhkan cinta mereka dengan cara terhormat, seba­gai­mana pasangan normal lain di du­nia. Karena mereka seiman, pa­sangan Sarah dan Asra, sesama je­nis, setuju menikah secara Islam. Uniknya, yang meni­kah­kan mereka adalah lesbian juga.

“Kami bertemu Ramadhan tiga tahun lalu dalam acara buka pu­asa bersama. Kami berkenalan dan berbincang. Lalu sepakat un­tuk berkencan,” kata Asra me­nge­nang pertemuannya dengan Sa­rah kepada BBC, Minggu (20/2).

Menurut Asra, satu jam setelah ber­kencan, Sarah mengajaknya menikah. “Saya pikir kami sudah berkencan empat, makan malam, dan minum kopi. Saya tidak merencanakan hal itu. Saya mencoba senatural mungkin. Ini terdengar aneh, tapi kami ingin melakukannya secara terhormat,” timpal Sarah.

Asra menerima ajakan Sarah. Mereka setuju menikah secara Islam. Masalah muncul, menurut aturan Islam menikah dilakukan pasangan pria dan perempuan. “Beberapa teman mengatakan, kamu tidak perlu Imam resmi, cukup mendatangkan seseorang yang mengetahui Islam dan mengerti Quran,” kata Sarah.

 â€œAda teman kami yang mau menjadi Imam nikah, dia lesbian juga. Dia bilang upacara per­ni­kahan ini bisa dilakukan di rumahnya,” lanjut Sarah.

Tiga bulan setelah Sarah me­lamar, mereka menikah. Sarah dan Asra menyiapkan sepasang cincin. Mereka juga menyiapkan perjanjian menikah. “Kami me­lihat contoh perjanjian menikah pasangan berbeda jenis di in­ternet,” kata Sarah.

Dalam surat perjanjian itu, Sarah mencantumkan seekor an­jing. Bila mereka berpisah, anjing itu tetap milik Sarah. “Aku takut anjing itu diambil Asra,” ujar Sarah.  Selain cincin, perjanjian menikah, mereka juga menyiap­kan mahar senilai lima  pounds­ter­ling atau sekitar Rp 71 ribu. Ma­har itu masih mereka simpan.

Upacara pernikahan Sarah dan Asra dihadiri enam teman me­reka, termasuk saksi. Per­nikahan mereka juga disak­sikan seekor kucing. Upacara ni­kah meng­gu­nakan bahasa Arab, tahap-ta­hapan mereka menikah pun la­yak­nya pasa­ngan berbeda jenis.

Asra dan Sarah menikah secara Islam. Namun perjalanan mereka tak mudah. Selain pernikahan sesama jenis dilarang dalam akidah Islam, orang tua Asra juga menentang. Hal berbeda dialami Sarah, sebab dia tumbuh bukan sebagai Muslim. Dia baru men­jadi muslim lima tahun lalu. Keluarga Sarah menerima dia seorang lesbian.

Sarah dan Asra tahu mereka me­lawan dunia, tapi Sarah me­rasa itu bukan urusan orang lain. “Ini hubungan antara aku dan Tuhan, mungkin pernikahan ini bukan yang ideal, tapi kami mencoba yang terbaik.”

Gelombang Islam juga me­nyen­tuh kaum gay di Inggris. Muslim gay ini bukan hanya berjuang untuk persamaan hak sebagai individu tapi juga pers­a­maan dalam hal menikah. Be­berapa kelompok yang membela kaum gay Muslim di Inggris mu­lai muncul. Kelompok itu di an­taranya, Imaan dan Safra Pro­ject. Seorang tokoh yang meng­ad­vo­kasi pernikahan gay Muslim ada­lah Imam asal Amerika, Daa­yiee Abdullah, juga gay.    [RM]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA