Pada insiden yang berawal Jumat (4/2), seorang tentara Kamboja dan warga Thailand dilaporkan tewas dalam insiden yang digambarkan oleh Kamboja sebagai "invasi". Pertempuran sempat berakhir dengan gencatan senjata, namun terdapat letusan tembakan pada Sabtu dini hari (5/2) dan masing-masing pihak pun saling menuduh siapa yang memulai penembakan. Setidaknya lima orang tewas dalam bentrokan Jumat dan Sabtu.
Pada hari Minggu (6/2) Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, meminta Dewan Keamanan PBB menghentikan "agresi" Thailand terhadap negaranya. Menurutnya, salah satu sayap bangunan candi ambruk oleh tembakan artileri Thailand. Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) ThaiÂland Abhisit Vejjajiva mengaÂtakan perlawanan
yang diberikan kepada tentara Kamboja hanya sekadar bentuk perlindungan
terhadap kedaulatan negara. SeÂbab, pihaknya tidak ada niat unÂtuk
menyerang negara lain terÂlebih dahulu.
Hubungan kedua negara tetangga tersebut mulai menegang sejak PBB pada Juli 2008 memberikan status Warisan Dunia Kuil Preah Vihear menjadi milik Kamboja. Pengadilan Internasional pun sebelumnya telah memberi putusan candi tersebut milik Kamboja pada tahun 1962 meski pintu masuk candi itu ada di wilayah Thailand.
[ald]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: