Namun, penguatan ini hanyalah 'tarik napas' singkat, sebab mata uang greenback ini tetap berada di jalur penurunan mingguan ketiga berturut-turut.
Indeks Dolar (DXY), yang mengukur kinerja Dolar terhadap enam mata uang utama, naik 0,1 persen ke level 98,44. Kenaikan ini belum mampu menolong performa bulanan dan tahunan Dolar. Sepanjang Desember, Dolar sudah melemah 1,1 persen, dan secara tahunan.
Indeks Dolar diproyeksikan mencatat penurunan tahunan terdalam sejak 2017.
Dikutip dari Ipot News, pelemahan ini sebagian besar didorong oleh prospek pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) tahun depan, yang mengurangi daya tarik yield aset AS.
"Ini kelelahan hari Jumat. Dolar turun secara mingguan dan praktis melemah sepanjang bulan. Apakah ini karena The Fed memangkas suku bunga? Ya, sebagian," ujar Bob Savage, kepala strategi makro pasar di BNY.
Euro bergerak datar di 1,1735 Dolar AS, setelah sempat mencapai level tertinggi dua bulan sehari sebelumnya.
Baik Euro maupun Poundsterling tercatat berada di jalur penguatan mingguan ketiga beruntun melawan Dolar AS.
Poundsterling sendiri melemah 0,2 persen ke 1,3375 Dolar AS. Pelemahan ini dipicu oleh rilis data yang menunjukkan ekonomi Inggris secara tak terduga menyusut dalam tiga bulan hingga Oktober, meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Bank of England (BoE).
Terhadap Yen Jepang, Dolar AS menguat 0,2 persen menjelang pertemuan Bank of Japan (BoJ) pekan depan. Pasar mencermati sinyal kenaikan suku bunga lanjutan dari BoJ untuk tahun 2026.
BERITA TERKAIT: