Dikutip dari
Reuters, Brent naik 69 sen menjadi 64,89 Dolar AS per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) naik 83 sen menjadi 60,74 Dolar AS per barel.
Lonjakan sempat lebih dari 1 Dolar AS per barel setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa pemerintahannya mulai mewawancarai kandidat pengganti Jerome Powell. Trump selama ini sering mengkritik Powell karena dianggap terlalu lambat memangkas suku bunga.
“Berita ini mendorong sentimen positif karena pasar bisa menebak seperti apa kandidat pilihan Trump,” kata John Kilduff dari Again Capital.
Dari sisi geopolitik, Departemen Keuangan AS menyebut sanksi bulan Oktober terhadap Rosneft dan Lukoil sudah menekan pendapatan minyak Rusia dan berpotensi mengurangi ekspor mereka ke depan. Analis MUFG, Soojin Kim, mengatakan pasar kini menimbang antara surplus minyak global dan gangguan pasokan akibat sanksi tersebut.
Gedung Putih juga membuka peluang Trump menandatangani undang-undang sanksi baru, asalkan ia tetap memegang kendali penuh atas pelaksanaannya. Trump bahkan menyebut Partai Republik tengah menyiapkan rancangan sanksi untuk negara mana pun yang masih berbisnis dengan Rusia, dan mungkin juga Iran.
Di dalam negeri AS, stok minyak dan bahan bakar dilaporkan meningkat. Menurut data API, persediaan minyak mentah naik 4,45 juta barel pada pekan yang berakhir 14 November, sementara stok bensin dan distilat juga bertambah.
BERITA TERKAIT: