Corporate Secretary IPC TPK, Pramestie Wulandary, mengatakan peningkatan ini tak lepas dari perbaikan layanan dan penguatan standar keberlanjutan.
“Peningkatan layanan terus kami terapkan guna memberikan kepastian bagi para pengguna jasa dengan mengutamakan penerapan ESG,” ujarnya, dalam keterangan yang dikutip redaksi di Jakarta, Selasa 18 November 2025.
Kenaikan terbesar terjadi di wilayah Sumatera. Area Panjang tumbuh 24,25 persen, didorong lonjakan ekspor sejumlah komoditas, mulai dari refined glycerine yang naik lebih dari 450 persen, kopi hampir 200 persen, hingga udang beku dan pisang segar.
Area Palembang juga meningkat 8,43 persen berkat ekspor karet, kelapa, dan produk kayu. Di Teluk Bayur, arus petikemas naik 15,76 persen karena ekspor gambir dan cassia vera. Pertumbuhan juga terjadi di Tanjung Priok 1 dan 2, serta Pontianak.
Jumlah kapal yang bersandar ikut naik 5,7 persen, dari 4.114 kapal menjadi 4.349 kapal.
Untuk meningkatkan efisiensi, IPC TPK meluncurkan sistem Single Billing PARAMA, platform digital yang memudahkan pelanggan mengurus layanan secara terpadu. Sistem ini diharapkan mempercepat proses, meningkatkan transparansi, dan mengurangi penggunaan kertas.
Kinerja positif IPC TPK sejalan dengan tren perdagangan nasional. Data BPS menunjukkan nilai ekspor Indonesia Januari-September 2025 mencapai 209,81 miliar Dolar AS, naik 8,14 persen dari tahun sebelumnya, sementara impor naik 2,62 persen. Surplus perdagangan mencapai 33,48 miliar Dolar AS.
“Trend positif ini kami terus pertahankan untuk penguatan perekonomian dan konektivitas logistik nasional maupun internasional,” kata Pramestie.
BERITA TERKAIT: