Tentunya, sebuah inovasi relevan dengan minat masyarakat saat ini. Seperti verifikasi produk dan atraksi ikonik yang berbasis edukasi. Termasuk penyediaan kuliner tempo dulu.
“Saya melihat Ancol belum banyak berubah,” kata Wahyu dikutip dari laman DPRD DKI Jakarta, Jumat 7 November 2025.
Wahyu mengusulkan agar Ancol mengevaluasi unit-unit bisnis yang belum optimal. Seperti Ocean Park, Fauna Land, dan Gelanggang Samudera.
Menurut dia, Ancol harus bisa lebih agresif dan kreatif dalam mengelola aset. “Evaluasi kelayakan unit bisnis penting agar tidak menjadi beban usaha,” tandas politisi Partai Gerindra itu.
Berdasarkan laporan keuangan, laba bersih PJAA hingga kuartal III 2025 tercatat Rp58,6 miliar, turun tajam dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp100,5 miliar.
Penurunan laba itu dipicu oleh turunnya pendapatan 9,4 persen, dari Rp881,4 miliar menjadi Rp798,5 miliar. Meski beban pokok pendapatan turun Rp22,3 miliar, beban langsung melonjak menjadi Rp417,6 miliar, menekan laba kotor ke level Rp358,4 miliar dari Rp438,3 miliar.
Selain itu, beban administrasi dan penjualan meningkat, menurunkan laba usaha menjadi Rp164,2 miliar dari Rp238,3 miliar tahun sebelumnya. Rugi bersih investasi ventura bersama juga membengkak menjadi Rp437 miliar, sementara laba sebelum pajak turun ke Rp87,9 miliar dari Rp143,4 miliar.
Hingga kuartal III 2025, total aset Ancol tercatat Rp3,43 triliun, lebih rendah dibandingkan posisi akhir 2024 yang mencapai Rp3,59 triliun.
BERITA TERKAIT: