Yen Jepang Anjlok Akibat Kebijakan Bank Sentral

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 01 November 2025, 08:51 WIB
Yen Jepang Anjlok Akibat Kebijakan Bank Sentral
Ilustrasi (Foto: RMOL/Reni Erina)
rmol news logo Di akhir Oktober 2025, pasar keuangan global diguncang oleh pergerakan mata uang yang signifikan, di mana Yen Jepang mencatat penurunan bulanan sebesar 4,2 persen terhadap Dolar AS, menjadikannya pelemahan terbesar sejak Juli.

Pelemahan tajam Yen pada akhir perdagangan Jumat 31 Oktober 2025 terutama disebabkan oleh kekecewaan pasar terhadap Bank of Japan (BoJ). 

Dikutip dari Reuters, para pelaku pasar berharap BoJ memberikan sinyal yang lebih kuat untuk menaikkan suku bunga. Namun, Gubernur BoJ Kazuo Ueda bersikap terlalu hati-hati dan memilih untuk mempertahankan suku bunga di level 0,5 persen. Meskipun inflasi inti di Tokyo sebenarnya berada di atas target 2 persen BoJ, sikap hati-hati ini membuat investor kecewa.

Sementara Yen tertekan, Dolar AS justru menguat.  Indeks Dolar AS (DXY) pada Jumat naik 0,35 persen ke 99,82. Sepanjang Oktober, DXY menguat 2 persen didukung oleh optimisme terhadap prospek ekonomi AS yang dinilai solid. 

Penguatan Dolar ini juga diperkuat oleh sinyal dari The Federal Reserve (The Fed). Ketua The Fed, Jerome Powell, serta beberapa pejabat lainnya, mengisyaratkan bahwa peluang pemotongan suku bunga tambahan tahun ini semakin kecil karena kekhawatiran terhadap inflasi yang masih tinggi.

Dampak penguatan Dolar juga dirasakan oleh mata uang Eropa. Euro melemah 1,8 persen sepanjang Oktober setelah Bank Sentral Eropa (ECB) mempertahankan suku bunga. Begitu pula dengan Poundsterling Inggris yang anjlok 2,3 persen karena meningkatnya tekanan politik di dalam negeri dan kekhawatiran terhadap rencana anggaran pemerintah.

Secara ringkas, akhir bulan Oktober ditandai dengan kemenangan Dolar AS yang didukung optimisme AS, di saat mata uang utama lainnya, terutama Yen Jepang, tertekan oleh kebijakan bank sentral masing-masing yang dinilai kurang agresif atau adanya faktor politik domestik. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA