Pertamina Dorong Swasembada Energi dan Ekonomi Hijau Lewat SAF

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/diki-trianto-1'>DIKI TRIANTO</a>
LAPORAN: DIKI TRIANTO
  • Sabtu, 25 Oktober 2025, 01:21 WIB
Pertamina Dorong Swasembada Energi dan Ekonomi Hijau Lewat SAF
Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis PT Pertamina (Persero) Agung Wicaksono. (Foto: Dok. Pertamina)
rmol news logo PT Pertamina (Persero) menegaskan komitmen mendorong pengembangan bahan bakar pesawat terbang ramah lingkungan Sustainable Aviation Fuel (SAF).

Komitmen ini disampaikan oleh Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis PT Pertamina (Persero) Agung Wicaksono saat menjadi pembicara dalam ajang 15th International Sustainability & Carbon Certification (ISCC) Regional Stakeholder Meeting Southeast Asia yang berlangsung di Jakarta, Kamis, 23 Oktober 2025.

“Peluang pengembangan SAF ini berawal dari visi presiden kita Prabowo Subianto yang tertuang dalam asta cita, delapan prinsip dasar pembangunan nasional,” jelas Agung dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 25 Oktober 2025.

Dalam paparannya bertajuk Advancing Indonesia’s Sustainability Commitment through Pertamina’s Sustainable Aviation Fuel Ecosystem, Agung menekankan pengembangan SAF bukan hanya langkah bisnis, melainkan wujud kontribusi Pertamina terhadap visi nasional menuju ekonomi hijau dan swasembada energi.

Ini juga sejalan dengan strategi transisi energi Pertamina, yakni pertumbuhan ganda. Di mana, strategi ini menyeimbangkan antara bisnis utama Pertamina, mulai dari sektor hulu, kilang, hingga bisnis ritel bahan bakar, dengan pengembangan bisnis rendah karbon atau energi hijau. 

“Pada satu sisi, Pertamina tetap mengembangkan bisnis warisan seperti sektor hulu migas, kilang, dan ritel bahan bakar sebagai sumber bisnis utama. Sedangkan pada sisi lain, kami membangun bisnis rendah karbon untuk memastikan keberlanjutan energi di masa depan,” lanjutnya.

Dalam kerangka tersebut, Pertamina fokus pada pengembangan ekosistem biofuel yang mencakup produksi SAF, energi panas bumi (geothermal), serta penerapan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS). Upaya ini mendukung target Pemerintah Indonesia dalam Net Zero Emission (NZE).

Indonesia memiliki posisi strategis dalam pengembangan SAF karena potensi sumber bahan bakunya sangat besar, terutama dari minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO). Pertamina juga telah membangun ekosistem terintegrasi dalam pengembangan SAF, dimulai dari pengumpulan UCO hingga proses pengolahan dan penggunaannya untuk pesawat terbang.

Terkait ini, Subholding PT Kilang Pertamina International (KPI) menyediakan fasilitas co-processing untuk mengubah minyak jelantah menjadi SAF, PT Pertamina Patra Niaga berperan dalam distribusi bahan bakar dan PT Pelita Air Service sebagai maskapai penerbangan milik Pertamina, berperan sebagai pengguna.

“Dengan demikian, kami memiliki rantai ekosistem lengkap. Mulai dari pengumpulan minyak jelantah hingga produksi SAF, lalu penggunaannya dalam penerbangan. Suplai UCO berpotensi meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan dari kawasan, Eropa, dan Amerika Serikat,” tandasnya. rmol news logo article
EDITOR: DIKI TRIANTO

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA