Setahun Pemerintahan Prabowo Catat Stabilitas Ekonomi Makro

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Kamis, 23 Oktober 2025, 01:21 WIB
Setahun Pemerintahan Prabowo Catat Stabilitas Ekonomi Makro
Analis Utama Ekonomi Politik Lab 45, Radhityana Muhammad, dalam Media Briefing bertajuk "Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran", di Morrissey Hotel, Jalan KH. Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 22 Oktober 2025. (Foto: RMOL/Ahmad Satryo)
rmol news logo Tata kelola makro ekonomi di masa setahun Presiden Prabowo Subianto memerintah dinilai memiliki daya tahan yang kuat.

Hal tersebut disampaikan Analis Utama Ekonomi Politik Lab 45, Radhityana Muhammad dalam Media Briefing bertajuk "Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran", di Morrissey Hotel, Jalan KH. Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 22 Oktober 2025.

Ia menjelaskan, sejumlah indikator memperlihatkan kondisi makro ekonomi Indonesia stabil, seperti pertumbuhan ekonomi pada Kuartal ke-2 (Q2) 2025 tercatat 5,12 persen, atau lebih tinggi dari titik kritis di angka 4,73 persen.

Selain itu, angka inflasi per September 2025 tercatat 2,65 persen atau masih terkendali karena masih di rentang 1,5-3,5 persen. Kemudian pengangguran dianggap terus turun sejak Covid-19 melanda, yaitu diangkat 4,76 persen per Februari 2025. Serta, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat sebesar 8.118,3 yang mencerminkan sentimen pasar cukup optimis.

Ada juga indikator harga minyak bumi yang berada di kisaran 60,88 dolar Amerika Serikat (USD), atau jauh di bawah angka kritis sebesar 90,2 USD. Lalu nilai tukar rupiah terhadap USD yang rata-ratanya senilai Rp 16.611, juga dianggap masih tergolong stabil meskipun berada sedikit di bawah angka kritis sebesar Rp17.710.

"Kondisi dari variabel-variabel kondisi makro ekonomi masih berada di luar dari titik kritis itu. Jadi untuk kondisi makro ini masih relatif aman," ujar sosok yang kerap disapa Radhit itu.

Kendati begitu, dia melihat kondisi berbeda pada mikro ekonomi dalam negeri. Dimana, terdapat angka pemutusan hubungan kerja (PHK) yang cukup tinggi selama setahun pemerintahan Presiden Prabowo.

Radhit menyebutkan, angka PHK yang dicatat Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) hingga 67 ribu orang. Sedangkan, menurut data Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) lebih tinggi, yaitu mencapai 150 ribu orang pekerja di PHK.

"Kondisi mikro ekonomi ini sebenarnya menggambarkan daya beli masyarakat juga sebenarnya, terjadi PHK itu juga tergantung dari kalau kita lihat indeks survei konsumennya dari Indonesia sejak Oktober tahun lalu sampai Oktober tahun ini yang trennya melemah," demikian Radhit menambahkan. rmol news logo article


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA