“Etanol memiliki kandungan oksigen yang tinggi, sehingga pembakarannya lebih sempurna. Itu membuat kadar karbon monoksida dan hidrokarbon tidak terbakar bisa berkurang, artinya lebih ramah lingkungan,” kata Rifqi dalam keterangan tertulis, Selasa 7 Oktober 2025.
Ia menambahkan, etanol juga dapat meningkatkan angka oktan atau RPN bahan bakar menjadi lebih tinggi, di kisaran 108–113.
Sehingga, dia menilai, kekhawatiran soal etanol yang disebut bisa menyebabkan karat atau kerusakan pada mesin cenderung berlebihan.
"Semakin tinggi oktan, semakin efisien proses pembakaran di mesin. Ini justru bagus untuk performa kendaraan,” kata Rifqi.
"Kalau produksinya sesuai standar dan sistem penyimpanannya baik, risikonya sangat kecil. Apalagi kendaraan modern sekarang sudah kompatibel dengan bahan bakar campuran etanol,” sambungnya.
Sebelumnya, dua SPBU milik swasta yaitu BP dan Vivo memutuskan batal membeli BBM dari Pertamina dengan alasan ada kandungan etanol pada BBM milik perusahaan pelat merah itu.
Berdasarkan uji laboratorium, base fuel yang diimpor Pertamina mengandung etanol sebanyak 3,5 persen pada hasil uji lab base fuel. Sedikit lebih rendah dari produk BBM Pertamina yaitu Pertamax Green dengan kadar 5 persen.
BERITA TERKAIT: