Data terbaru yang dirilis pada Jumat 3 Oktober 2025 mencatat indeks September berada di angka 128,8, turun dari 129,7 pada Agustus. Meskipun demikian, angka ini masih 3,4 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dan hampir 20 persen lebih rendah dari rekor tertinggi pasca-invasi Rusia ke Ukraina pada Maret 2022.
Penurunan indeks pada September terutama didorong oleh membaiknya prospek pasokan di sejumlah komoditas kunci, khususnya gula dan produk susu. Hal ini menandai pergeseran positif dari tekanan harga yang sebelumnya terjadi.
Harga gula anjlok sebesar 4,1 persen, menyentuh level terendah sejak Maret 2021. Sedangkan Harga susu turun sebesar 2,6 persen secara bulanan. Penurunan ini dipicu oleh anjloknya harga mentega, seiring dengan meningkatnya prospek produksi di kawasan Oseania.
Tolok ukur harga sereal global juga menunjukkan pelemahan sebesar 0,6 persen dibandingkan Agustus. Penurunan ini terjadi di beberapa komoditas utama, seperti gandum, jagung, dan beras.
Harga minyak nabati turun 0,7 persen karena harga minyak sawit dan kedelai yang lebih renda. Sebaliknya, harga daging naik 0,7 persen ke rekor tertinggi baru seiring kenaikan harga daging sapi dan domba. Harga daging sapi mencetak rekor baru, didukung permintaan kuat di AS di tengah pasokan domestik yang terbatas.
BERITA TERKAIT: