Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi, menilai pelemahan Rupiah dipicu faktor eksternal dan internal, khususnya terkait pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang dinilai kurang memberi kepastian bagi pasar.
“Penyebab utama adalah perkataan. Testimoni-testimoni yang disampaikan oleh Menteri Keuangan Perubaya tidak mencerminkan sebagai seorang Menkeu. Semua berbau politis. Memudahkan, menggampangkan hal-hal yang sudah dilakukan oleh Menteri Keuangan sebelumnya, yaitu Sri Mulyani,” kata Ibrahim dalam keterangan resminya.
Menurutnya, yang dilakukan oleh Perubaya adalah bekerja, bukan memberikan statement-statement yang membingungkan pasar. Sikap tersebut membuat arus modal asing kembali mengalami penarikan besar-besaran dari Indonesia.
Selain faktor domestik, kondisi geopolitik global juga menambah tekanan terhadap Rupiah selama beberapa hari ke belakang ini.
Ibrahim menambahkan, dinamika politik di Rusia yang kemungkinan akan melahirkan penerus Presiden Vladimir Putin dari kalangan veteran perang turut menambah ketidakpastian. Sementara dari sisi Amerika Serikat, polemik yang melibatkan Donald Trump terhadap Gubernur The Fed, Lisa Cook, juga menambah kerumitan pasar keuangan global.
“Jadi jangan heran apa yang diperkirakan oleh Sri Mulyani di APBN 2025 bahwa Rupiah ini di Rp16.900 kemungkinan besar akan terjadi,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: