Penurunan ini dipicu oleh gelombang likuidasi besar-besaran. Pada 19 September, tercatat lebih dari 2,2 miliar Dolar AS posisi kripto terpaksa ditutup, dengan sebagian besar dialami pedagang ritel yang terlalu berani menggunakan leverage.
Untuk Bitcoin saja, nilai likuidasi posisi beli mencapai 176 juta Dolar AS setelah harga jatuh di bawah 116 ribu Dolar AS. Pola seperti ini mengingatkan pada April 2025, ketika gelombang likuidasi memicu koreksi hingga 15 persen.
Tekanan jual juga semakin kuat karena para “paus” atau pemegang besar Bitcoin mulai mencairkan keuntungan. Sepanjang pekan ini, sekitar 12 ribu BTC dipindahkan ke bursa, angka tertinggi sejak November 2024.
Hal ini terjadi setelah harga Bitcoin melonjak 13 persen dalam 90 hari terakhir, bersamaan dengan arus keluar dana ETF yang mencapai -643 juta Dolar AS pada Agustus.
Meski begitu, investor menengah dengan kepemilikan 100-1.000 BTC justru menambah simpanan sebesar 122.000 BTC sejak Maret, menandakan keyakinan jangka panjang masih terjaga.
Saat ini pasar menanti apakah Bitcoin mampu bertahan di atas 115.400 Dolar AS. Jika menutup perdagangan di bawah level tersebut, harga berisiko turun lagi menuju support di 113.800 Dolar AS. Namun bila mampu bertahan, peluang kenaikan ke 120 ribu Dolar AS masih terbuka.
BERITA TERKAIT: