Manajemen PANI mengatakan saat ini perseroan terus berusaha agar kinerja marketing sales bisa mencapai target, meskipun saat ini perseroan belum bisa memaparkan realisasi marketing sales hingga Juni maupun Agustus 2025. Rencananya pengumuman terkait marketing sales tersebut baru akan dirilis pada Oktober 2025.
Direktur PANI, Yohanes Edmond Budiman mengatakan akan ada dorongan dari belanja pemerintah yang digenjot pada semester II-2025. Pengeluaran APBN di paruh kedua tahun ini yang mencapai Rp2,12 triliun, diharapkan bisa meningkatkan daya beli masyarakat.
Selain itu, dengan adanya tren pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yakni BI Rate, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.
BI Rate telah turun dua kali sepanjang tahun ini, menjadi 5 persen saat ini. Dengan begitu, biaya dana atau cost of fund perbankan akan turun. Ketika ini terjadi, suku bunga pembiayaan di sektor properti juga diharapkan turun.
Yohanes berharap sentimen-sentimen tersebut bisa menjadi faktor pendorong minat investasi dan pembelian masyarakat terhadap properti hingga akhir tahun.
PANI mencatatkan pendapatan pra penjualan alias marketing sales Rp 1,2 triliun pada paruh pertama 2025.
Laba bersih PANI juga melonjak 377 persen menjadi Rp236 miliar. Dari sisi fundamental keuangan, per 30 Juni 2025, total aset perseroan mencapai Rp48,8 triliun, naik 5 persen dari akhir tahun 2024.
BERITA TERKAIT: