Dikutip dari
Reuters, harga minyak mentah Brent hanya turun tipis 1 sen atau sekitar 0,01 persen menjadi 69,13 Dolar AS per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) justru naik 4 sen atau 0,06 persen menjadi 65,63 Dolar AS per barel.
Pada perdagangan sebelumnya harga minyak sempat naik lebih dari 1 persen akibat sanksi baru Amerika Serikat terhadap jaringan perusahaan pelayaran dan kapal yang dipimpin seorang pengusaha keturunan Irak-Kittitian. Perusahaan tersebut dituduh menyelundupkan minyak Iran dengan memalsukan identitasnya sebagai minyak Irak.
Faktor lain yang turut mendukung harga adalah perkiraan penurunan persediaan minyak mentah, sulingan, dan bensin di AS. Berdasarkan jajak pendapat awal Reuters, stok minyak mentah AS kemungkinan turun rata-rata 3,4 juta barel dalam sepekan yang berakhir 29 Agustus.
Namun, kenaikan harga minyak masih tertahan oleh pelemahan ekonomi AS. Data terbaru menunjukkan sektor manufaktur AS mengalami kontraksi enam bulan berturut-turut akibat dampak tarif impor yang diberlakukan Presiden Donald Trump, sehingga menurunkan kepercayaan bisnis dan melemahkan prospek permintaan minyak.
Pasar saat ini menunggu hasil pertemuan OPEC+ pada 7 September 2025. Para analis memperkirakan tidak akan ada perubahan besar dalam kebijakan produksi minyak.
BERITA TERKAIT: