Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus sebesar 4,17 miliar dolar AS (Rp68 triliun), naik sedikit dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 4,10 miliar dolar AS.
"Neraca perdagangan telah mencatatkan surplus selama 63 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers virtual pada Senin 1 September 2025.
Surplus tersebut ditopang kinerja ekspor yang mencapai 24,75 miliar dolar AS. Angka tersebut lebih tinggi dari impor senilai 20,57 miliar dolar AS.
Dalam periode ini, ekspor Indonesia tercatat naik 9,86 persen dibanding tahun lalu, yang terutama disumbang oleh sektor nonmigas dengan kenaikan 12,83 persen menjadi 23,81 miliar dolar AS.
"Peningkatan nilai ekspor mengalami kenaikan terutama didorong oleh ekspor non migas yaitu komoditas lemak dan minyak hewan atau nabati (HS 15) yang naik 82,72 persen dengan andil 7,08 persen," kata Pudji.
Sementara itu, ekspor migas tercatat merosot 34,13 persen, menjadi 940 juta dolar AS.
Adapun impor Indonesia pada Juli 2025 tercatat mengalami penurunan sebesar 5,86 persen secara tahunan (yoy) menjadi 20,57 miliar dolar AS.
Penurunan tersebut terjadi karena nilai impor migas turun 29,36 persen menjadi 2,51 miliar dolar AS, disusul impor nonmigas yang ikut turun 1,29 persen menjadi 18,06 miliar Dolar AS.
"Penurunan nilai impor secara tahunan didorong oleh penurunan impor migas dengan andil penurunan sebesar 4,78 persen," katanya.
BERITA TERKAIT: