Dalam laporan keuangan terbaru untuk kuartal yang berakhir Juli 2025, Nvidia membukukan pendapatan 46,74 miliar dolar AS (sekitar Rp712 triliun), naik 56 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Laba perusahaan juga melonjak 59 persen menjadi 26,42 miliar Dolar AS. Lonjakan ini terutama didorong oleh tingginya permintaan chip untuk kecerdasan buatan (AI), yang membuat Nvidia menjadi perusahaan paling berharga di dunia dengan valuasi lebih dari 4,4 triliun Dolar AS.
CEO Nvidia, Jensen Huang, mengatakan produksi Blackwell Ultra, platform terbaru Nvidia yang menggunakan chip tercanggihnya, sedang digenjot besar-besaran.
“Perlombaan AI sedang berlangsung, dan Blackwell ada di pusatnya,” kata Huang, dikutip dari Reuters, Kamis 28 Agustus 2025.
Ke depan, Nvidia memperkirakan pendapatan kuartal Juli-September bisa mencapai sekitar 54 miliar Dolar AS, sedikit di atas perkiraan analis.
Namun, meskipun hasilnya mengesankan, saham Nvidia justru turun lebih dari 3 persen dalam perdagangan setelah jam bursa. Analis menilai penurunan ini terjadi karena ekspektasi investor yang sudah terlalu tinggi.
Penjualan Nvidia saat ini tidak mencakup pasar China akibat pembatasan ekspor dari pemerintah AS. Meski begitu, pemerintahan Presiden Donald Trump baru-baru ini mencabut larangan penjualan chip H20 yang dirancang khusus untuk pasar Tiongkok, setelah lobi intensif dari Huang.
BERITA TERKAIT: