Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juli Budi Winantya menegaskan, otoritas moneter masih terus mencermati peluang penurunan BI rate lebih lanjut, namun dengan kehati-hatian.
"Terkait dengan BI rate, kita terus mencermati ruang penurunan BI rate lebih lanjut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi," ujar Juli dalam acara kepada media di Yogyakarta, dikutip Sabtu, 23 Agustus 2025.
Juli menambahkan, setiap kebijakan yang diambil tetap mempertimbangkan inflasi dan stabilitas nilai tukar Rupiah. Menurutnya, langkah penyesuaian suku bunga tidak boleh menimbulkan risiko terhadap kedua indikator tersebut.
"Tetap memperhatikan prakiraan inflasi yang tetap rendah dalam sasaran, kemudian juga stabilitas nilai tukar dan juga untuk mendorong ekonomi untuk unggul lebih tinggi lagi tanpa menimbulkan gangguan terhadap inflasi dan nilai tukar. Jadi kapasitas perekonomiannya ini masih bisa didorong lebih tinggi lagi," jelasnya.
Sebelumnya, BI telah memangkas suku bunga acuan sebanyak empat kali sepanjang 2025, masing-masing 25 basis poin (bps) pada Januari, Mei, Juli, dan Agustus. Jika ditarik lebih jauh, tren pemangkasan sudah dimulai sejak September 2024.
Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 19-20 Agustus lalu, BI kembali menurunkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 5 persen. Sejalan dengan itu, suku bunga Deposit Facility turun menjadi 4,25 persen dan Lending Facility ikut dipangkas ke level 5,75 persen.
BERITA TERKAIT: