Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis pada Kamis, 31 Juli 2025, pendapatan bunga bersih tetap menjadi penyokong utama kinerja BRI, dengan pertumbuhan 2,8 persen yoy dari Rp71,28 triliun menjadi Rp73,27 triliun.
Di sisi lain, BRI juga mencatatkan kenaikan beberapa pos beban, termasuk kerugian risiko operasional yang naik dari Rp63,89 miliar menjadi Rp686,73 miliar, serta beban pencadangan (impairment) sebesar Rp23,3 triliun.
Dalam hal fungsi intermediasi, BRI mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp1.416,62 triliun per semester I 2025, tumbuh 5,97 persen yoy. Kredit UMKM masih menjadi tulang punggung dengan kontribusi mencapai 80,32 persen atau senilai Rp1.137,84 triliun dari total portofolio pembiayaan.
Total aset perseroan pun meningkat menjadi Rp2.106,37 triliun, naik 6,52 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross tercatat stabil di angka 3,23 persen, dan NPL net berada di level 0,99 persen.
Di sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun BRI mencapai Rp1.482,12 triliun, meningkat 6,65 persen secara tahunan. Dana murah (CASA) turut tumbuh 10,6 persen menjadi Rp970,94 triliun dan menyumbang 65,51 persen dari total simpanan BRI.
Adapun rasio net interest margin (NIM) berada di level 6,58 persen, sedangkan capital adequacy ratio (CAR) konsolidasian tercatat 25,01 persen. Rasio loan to deposit ratio (LDR) BRI berada pada posisi 84,97 persen per akhir Juni 2025.
BERITA TERKAIT: