Mengutip
AFP pada Kamis 24 Juli 2025, Tesla membukukan laba sebesar 1,2 miliar Dolar AS atau setara Rp19,5 triliun pada periode April–Juni 2025. Angka itu merosot 16 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Penurunan laba perusahaan milik Elon Musk ini diikuti dengan melemahnya pendapatan sebesar 12 persen menjadi 22,5 miliar Dolar AS.
Kondisi ini terjadi setelah Elon Musk terjun ke dunia politik yang dibarengi dengan anjloknya penjualan mobil listrik, turunnya harga jual rata-rata kendaraan, serta meningkatnya biaya operasional akibat proyek riset dan pengembangan.
CEO Tesla Elon Musk memperingatkan bahwa Tesla kemungkinan akan menghadapi masa-masa sulit ke depan. Hal ini menyusul keputusan kontroversial Presiden AS Donald Trump yang mencabut subsidi pajak untuk kendaraan listrik (EV).
“Kita mungkin akan mengalami beberapa kuartal yang sulit. Saya tidak mengatakan kita pasti mengalaminya, tetapi kita bisa saja mengalaminya,” kata Musk dalam pernyataannya.
Selain tekanan kebijakan fiskal, Tesla juga menghadapi tantangan dari makin sengitnya persaingan di pasar mobil listrik global, serta reaksi keras terhadap kiprah politik Musk yang sering menuai kontroversi, khususnya wacana pembentukan partai politik baru di AS.
Dalam laporan keuangannya, Tesla memilih tidak memberikan proyeksi produksi kendaraan untuk setahun penuh.
Perusahaan beralasan, ketidakpastian akibat dinamika perdagangan global dan arah kebijakan fiskal AS menjadi pertimbangan utama.
BERITA TERKAIT: