Direktur Utama PTPL, Werry Prayogi menyebut hal ini sebagai pembuktian PTPL mendukung aktivitas di sektor hulu migas, khususnya di wilayah operasional PHR dalam menyediakan Chemical untuk kegiatan Enhanced Oil Recovery (EOR).
"Ini menjadikan sebuah tonggak sejarah bahwa produksi dalam negeri tidak kalah kualitasnya dengan produk-produk impor. PTPL bisa mengembangkan bisnis chemical," ujar Werry dala keterangannya, Jumat, 4 Juli 2025.
Vice President S-EOR Region I PHR, Syaiful Ma'arif menambahkan, injeksi perdana PHR 24 di lapangan Balam South menjadi langkah awal menuju pengembangan komersial yang lebih besar.
"Perwira Pertamina berhasil menemukan formula yang sangat efisien dan memungkinkan pengembangan komersial dalam skala besar," ungkap Syaiful.
Menurut Syaiful, penggunaan chemical ini tentunya bisa direplikasikan di lapangan migas lainnya. Keberhasilan pengaplikasian PHR 24 untuk kebutuhan teknologi EOR di lapangan eksisting tentunya diharapkan dapat meningkatkan tambahan produksi yang signifikan.
“Melalui ekspansi ini, selain meningkatkan produksi lifting, diharapkan ke depan dapat menekan impor bahan dari PHR 24 dan komponen bisa diproduksi di dalam negeri," terang Syaiful.
Sementara Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso memastikan perwira terus didorong untuk berinovasi mendukung ketahanan energi. Di antaranya melalui komitmen pengembangan teknologi EOR untuk meningkatkan produksi migas nasional.
"Pertamina berharap kontribusi hulu migas melalui inovasi perwira dan kolaborasi antar entitas di Pertamina Group dapat mendukung akselerasi swasembada energi," jelas Fadjar.
Surfactant PHR 24 merupakan salah satu komponen penting dalam proses EOR yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi pengangkatan minyak dari sumur tua.
Kehadiran produk ini menjadi dukungan nyata perusahaan terhadap kebutuhan industri hulu migas dalam negeri, khususnya di wilayah operasional Pertamina.
BERITA TERKAIT: