Pengamat pasar modal Panin Sekuritas, Reydi Octa, menilai pergerakan IHSG hari ini tertekan di tengah ketidakpastian ekonomi global dan konflik geopolitik yang meletus di Timur Tengah.
Menurutnya, indeks tertekan setelah Bank Sentral AS (The Fed) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi negara Paman Sam menjadi 1,4 persen dari sebelumnya 1,7 persen.
"Penurunan ini terjadi karena The Fed menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS untuk 2025 menjadi 1,4 persen dari sebelumnya 1,7 persen, dan untuk 2026 menjadi 1,6 persen dari 1,8 persen," kata Reydi kepada RMOL.
Selain itu, tekanan ini juga dipengaruhi oleh inflasi AS yang diperkirakan naik menjadi 3 persen dari sebelumnya 2,7 persen, yang dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar atas perang yang meletus antara Iran-Israel.
"Meskipun The Fed masih berencana menurunkan suku bunga dua kali tahun ini, pasar tetap khawatir, terutama karena situasi geopolitik yang memanas di Timur Tengah serta Rusia dan Ukraina," lanjutnya.
Dalam perdagangan sesi I siang ini, semua sektor saham mengalami penurunan. Sektor industri basic tercatat turun paling dalam sebesar 2,47 persen, terutama karena aksi taking profit di saham ANTM, TPIA, dan BRPT. Kemudian sektor transportasi juga ikut tertekan dengan penurunan 3,10 persen.
"Kekhawatiran global membuat investor cenderung menjual saham dan menahan diri, sehingga seluruh sektor mengalami penurunan," tuturnya.
BERITA TERKAIT: