Dikutip dari
Reuters, Selasa 17 Juni 2025, perekrutan de Meo dilakukan di saat Kering, yang dikenal sebagai pemilik merek-merek mewah seperti Gucci, sedang kesulitan keuangan. Selain utangnya yang sudah lebih dari 10 miliar Euro (sekitar Rp170 triliun), kinerja bisnisnya dalam beberapa tahun terakhir dinilai mengecewakan.
CEO lama, Francois-Henri Pinault, mengaku perusahaan membutuhkan "cara pandang baru" dan percaya de Meo adalah sosok yang tepat.
“Ia punya pengalaman memimpin perusahaan global, paham merek, dan mengerti budaya perusahaan,” ujar Pinault, yang tetap akan menjabat sebagai ketua perusahaan tapi tidak akan mencampuri urusan operasional de Meo.
Gucci, yang dulunya menjadi mesin utama pertumbuhan Kering, kini sedang lesu setelah pandemi dan kesulitan membuat produk-produknya kembali menarik di mata konsumen.
Meski situasi keuangan sedang sulit, Pinault menolak menyebut Kering sedang krisis.
“Saya tidak sedang merekrut pemadam kebakaran,” katanya saat berbicara dengan analis.
Bagi Renault, kepergian de Meo jadi kabar buruk. Selama lima tahun terakhir, ia dinilai berhasil menyelamatkan dan memperkuat aliansi Renault dengan Nissan.
Kabar kepindahan de Meo ke Kering justru disambut positif oleh investor. Saham Kering naik hampir 12 persen pada hari Senin, tertinggi sejak 2008. Sebaliknya, saham Renault turun sekitar 8 persen, penurunan harian terbesar sejak 2022.
BERITA TERKAIT: