Dikutip dari
Reuters, harga minyak mentah Brent naik 57 sen atau sekitar 0,9 persen menjadi 67,04 Dolar AS per barel. Selama sesi perdagangan hari itu, harga sempat menyentuh 67,12 Dolar AS, tertinggi sejak 28 April.
Sementara itu, minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) naik 71 sen atau sekitar 1,1 persen menjadi 65,29 Dolar AS per barel. Angka ini juga merupakan yang tertinggi sejak awal April.
Pelemahan nilai dolar AS menjadi salah satu faktor pendorong. Indeks dolar turun 0,3 persen, sehingga minyak—yang dihargai dalam dolar—menjadi lebih murah bagi negara lain, dan ini meningkatkan permintaan.
Minggu lalu, harga minyak Brent naik 4 persen dan WTI naik 6,2 persen. Kenaikan ini dipicu oleh optimisme investor terhadap kemungkinan tercapainya kesepakatan dagang antara AS dan China, yang bisa memperbaiki kondisi ekonomi global.
Namun, para analis memperingatkan bahwa kenaikan harga ini mungkin hanya bersifat sementara.
“Sebagian besar kenaikan ini didorong oleh faktor teknis. Jika tidak ada berita positif baru, harga bisa kembali turun,” tulis analis dari perusahaan riset energi Ritterbusch and Associates.
Saat ini, perhatian pasar tertuju pada pembicaraan dagang AS-China di London. Jika kedua negara bisa mencapai kesepakatan, itu akan memberikan dorongan bagi perekonomian dunia dan meningkatkan permintaan energi, termasuk minyak.
“Pertemuan pada hari Senin bisa mengimbangi dampak negatif dari data ekonomi China yang akan dirilis,” kata analis pasar dari IG, Tony Sycamore.
BERITA TERKAIT: