Sementara itu, para pedagang fokus pada sisi perdagangan serta debat Senat tentang RUU pajak yang diusulkan Presiden Donald Trump.
Indeks Dolar AS (DXY) yang melacak Greenback terhadap sekumpulan mata uang, bangkit pada penutupan perdagangan Selasa 27 Mei 2025 atau Rabu dini hari WIB. Naik ke level tertinggi dua hari mendekati 99,60 di tengah penurunan imbal hasil AS.
Rilis Risalah Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dari pertemuan 7 Mei akan menjadi peristiwa penting,
FOMC bertemu delapan kali dalam setahun untuk membahas dan menetapkan kebijakan moneter, dan risalah setiap rapat dirilis tiga minggu setelah tanggal keputusan kebijakan.
Dolar AS menguat terhadap Yen yang tertekan kejatuhan imbal hasil obligasi jangka panjang Jepang.
Dolar AS melonjak 1 persen terhadap Yen, menjadi 144,28 Yen Jepang.
Dilaporkan Bloomberg, Kementerian Keuangan Jepang mengirimkan kuesioner kepada pelaku pasar mengenai penerbitan dan isu pasar terkini. Jepang akan mempertimbangkan pemangkasan penerbitan surat utang superpanjang menyusul kenaikan tajam imbal hasil obligasi tersebut.
Euro melemah terhadap Dolar AS, turun 0,46 persen menjadi 1,1335 Dolar AS.
Euro terpukul oleh data yang memperlihatkan inflasi Prancis turun ke level terendah sejak Desember 2020 pada Mei.
Dolar AS juga menguat 0,77 persen menjadi 0,827 Franc Swiss.
Inflasi Swiss dapat memasuki wilayah negatif dalam beberapa bulan mendatang, tetapi ini tidak akan serta merta memicu reaksi Swiss National Bank, menurut Chairman SNB Martin Schlegel,
BERITA TERKAIT: