Dikutip dari
Reuters, harga Bitcoin sempat menyentuh angka 109.760,08 Dolar AS, dan terakhir tercatat naik 1,1 persen menjadi 108.117 Dolar AS, atau sekitar Rp1,72 miliar per keping.
Kenaikan harga ini didorong oleh beberapa faktor, seperti meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China, serta turunnya peringkat utang pemerintah AS oleh lembaga pemeringkat Moody’s. Kondisi ini membuat banyak investor mencari alternatif investasi selain Dolar.
"Setelah berhasil melampaui rekor harga Januari dan naik 50 persen dari posisi terendah di April, Bitcoin kini masuk ke fase ‘langit cerah’. Ini didukung oleh masuknya investor institusi dan situasi regulasi di AS yang cukup mendukung," kata Antoni Trenchev, salah satu pendiri platform perdagangan kripto Nexo, lewat email.
Bitcoin sering diperdagangkan mirip seperti saham teknologi?"harganya cenderung naik saat kepercayaan investor tinggi. Hal ini sejalan dengan kenaikan indeks saham teknologi Nasdaq yang melonjak 30 persen sejak awal April.
Selain itu, pelemahan Dolar AS juga ikut mendorong nilai tukar Bitcoin semakin menguat terhadap mata uang tersebut.
Berbeda dengan Bitcoin, mata uang kripto terbesar kedua, Ether, justru melemah. Harganya turun 0,5 persen ke level 2.513 dolar AS, atau sekitar Rp41 juta.
BERITA TERKAIT: