Menurut laporan dari Kantor Kabinet yang dirilis pada Jumat, 15 Mei 2025, produk domestik bruto (PDB) Jepang yang sudah disesuaikan dengan inflasi turun sebesar 0,7 persen pada kuartal pertama tahun ini jika dihitung secara tahunan. Angka ini lebih buruk dari perkiraan rata-rata para ekonom yang memperkirakan penurunan hanya sekitar 0,3 persen.
Dikutip dari
Bloomberg, penurunan ekspor bersih menjadi salah satu penyebab utama melemahnya PDB, terutama setelah adanya lonjakan pada kuartal sebelumnya. Sementara itu, konsumsi masyarakat, yang menyumbang sekitar separuh perekonomian, nyaris tidak bergerak alias stagnan.
Ini merupakan kontraksi ekonomi pertama di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Shigeru Ishiba, dan memicu kekhawatiran soal ketahanan ekonomi Jepang di tengah tekanan global, apalagi kebijakan tarif dari Trump akan mulai berlaku penuh pada kuartal ini.
Melemahnya pertumbuhan ini juga memperkuat pandangan bahwa Bank of Japan (BOJ) sebaiknya menghentikan sementara rencana kenaikan suku bunga, sembari mengamati dampak kebijakan tarif tersebut. Apalagi, awal bulan ini BOJ sudah memangkas setengah dari proyeksi pertumbuhan ekonomi Jepang untuk tahun ini.
BERITA TERKAIT: