Produk domestik bruto (PDB) turun 0,3 persen pada kuartal tersebut, menurut laporan Departemen Perdagangan dalam estimasi pertamanya. PDB terpukul oleh lonjakan impor, di mana pasar mencoba melakukan pembelian lebih awal sebelum penerapan tarif oleh pemerintahan Donald Trump.
Data menunjukkan impor pra-tarif melonjak 41,3 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini.
Peningkatan belanja dan pendapatan konsumen Amerika serta perlambatan inflasi tahunan juga mendorong penguatan Dolar.
Data memperlihatkan pendapatan pribadi AS meningkat 0,5 persen pada Maret dan pengeluaran naik 0,7 persen, yang keduanya di atas perkiraan ekonom dalam jajak pendapat Reuters.
Indeks Dolar (DXY) naik 0,51 persen menjadi 99,68 pada penutupan perdagangan Rabu 30 April 2025.
Dolar menguat terhadap Yen dan diperdagangkan 0,3 persen lebih tinggi menjadi 142,77 Yen.
Euro menyusut terhadap Dolar AS sebanyak 0,4 persen menjadi 1,1343 Dolar AS.
Poundsterling anjok 0,5 persen menjadi 1,3340 Dolar AS. Sepanjang April, mata uang ini melambung 3,3 persen, kenaikan terbesar terhadap Dolar sejak November 2023.
Dalam 12 bulan hingga Maret, Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), pengukur inflasi pilihan the Fed, meningkat 2,3 persen, turun dari 2,7 persen pada Februari.
BERITA TERKAIT: