Dengan begitu, UMKM bisa turut mewujudkan asta cita Presiden Prabowo Subianto dan tidak hanya jalan di tempat.
"Berdasarkan pengalaman kami ke daerah, produk (UMKM) sudah bagus dan dikira sudah bisa pameran internasional bahkan ngomongnya bisa impor-ekspor. Namun ternyata di perbankan saja belum jelas, rekening masih gabung antara rumah tangga dan rekening perusahaan," kata Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga dalam keterangannya, Minggu, 27 April 2025.
Padahal untuk menembus pasar global, UMKM harus memiliki sistem dan pengelolaan yang jelas.
"Kalau sudah kontrak dengan luar negeri, pasokannya harus jelas,” ujar Arya.
UMKM yang mampu naik kelas akan memiliki ketahanan bisnis lebih baik, daya saing lebih tinggi, serta peluang ekspansi pasar lebih luas.
Maka dengan meningkatkan aspek legalitas, keuangan,
branding, dan digitalisasi, UMKM bisa mempersiapkan diri masuk pasar nasional hingga internasional.
Transformasi ini, kata Arya, sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif hingga membuka lebih banyak lapangan kerja dan mendorong pemerataan kesejahteraan di berbagai daerah.
"Jadi ini yang akan kami urus melalui
workshop, membantu semuanya supaya bisa naik kelas. Kami berharap dengan yang kita punyai ini bisa naik kelas,” tambah Arya.
Terbaru, Kementerian BUMN menggelar
workshop “UMKM Naik Kelas di Surabaya melibatkan 146 peserta UMKM sektor usaha pangan dan fasilitator/pengelola UMKM BUMN di seluruh Jawa Timur.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber auditor halal PT Surveyor Indonesia, M Suhaeri Rahman; pengawas farmasi dan makanan ahli muda, BPOM, Nur Hidayah; analis junior Deputi Direktur OJK Jatim, Rinaldi Nugraha; ecosystem manager Impala Network, Agung Pambudi; dan lead sales Indibiz Marketplace Telkom Indonesia, Achmad Wahyudin.
BERITA TERKAIT: