Informasi ini berasal dari seorang narasumber anonim yang mengutip pernyataan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, saat berbicara kepada para investor dalam konferensi investasi swasta di Washington, Selasa, 22 April 2025. Acara ini diselenggarakan oleh JP Morgan Chase dan berlangsung di sela-sela Pertemuan Musim Semi Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia.
Menurut sumber tersebut, Bessent menyebut situasi perdagangan antara AS dan China saat ini seperti "embargo dua arah", dan kedua belah pihak menyadari bahwa kondisi ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut.
Ia juga menegaskan bahwa tujuan pemerintahan Presiden Trump bukanlah untuk memisahkan perekonomian dua negara terbesar di dunia itu.
“Bessent berharap akan ada keseimbangan baru yang ‘besar dan indah’, di mana ekonomi Tiongkok lebih fokus pada konsumsi, sementara AS lebih fokus pada sektor manufaktur. Namun, belum jelas apakah pemerintah China siap mengambil langkah tersebut,” kata sumber tersebut, seperti dikutip dari Reuters, Selasa 23 April 2025.
Saat ini, AS mengenakan tarif sebesar 145 persen untuk barang-barang dari China, dan sebaliknya, Tiongkok menerapkan tarif sebesar 125 persen untuk produk AS. Bessent mengatakan, kondisi ini tidak bisa terus dipertahankan.
Ia pun optimistis bahwa ketegangan ini akan mereda dalam waktu dekat, dan hal itu akan memberikan sedikit kelegaan bagi pasar.
Pernyataan Bessent ikut mendorong sentimen positif di pasar saham Wall Street, yang sebelumnya sempat terpukul akibat kritik Presiden Trump terhadap Ketua The Fed, Jerome Powell. Pada perdagangan sore hari, indeks saham utama AS tercatat naik lebih dari 2 persen.
BERITA TERKAIT: