Menurut Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo, pihak Arab Saudi mengungkap ketertarikan mereka selama lawatan ke Indonesia.
Arab Saudi menilai Indonesia potensial karena memiliki cadangan bauksit nomor enam terbanyak di dunia. Sehingga Arab Saudi memiliki keinginan untuk mengimpor bauksit dari dalam negeri.
Komoditas bauksit ungkap Dilo adalah salah satu komoditas inti yang digarap oleh perusahaan pertambangan milik negara Saudi atau BUMN sektor pertambangan Saudi, Ma'aden.
Lebih lanjut pihak Arab, menargetkan produsen aluminium premium terbesar di dunia, Emirate Global Aluminium (EGA) dapat menjadi hub atau pusat dari komoditas aluminium dalam negeri.
"Mereka (Arab) ngeliat si EGA itu bisa jadi hub untuk aluminium komoditi," ungkap Dilo saat ditemui dalam acara diskusi dengan wartawan di kawasan Jakarta, Kamis, 17 April 2025.
Kendati begitu Arab Saudi terhambat oleh rendahnya bahan baku bauksit.
"Dia punya bauksit tapi low, masih campur sama pasir," ungkap Dilo.
Meski begitu, Dilo menekankan, pemerintah Indonesia sudah menerapkan larangan ekspor bijih bauksit mulai Juni 2023 lalu. Larangan ini tertuang dalam UU Mineral Batubara No. 3/2020, dan tidak ada perubahan dalam revisi terbaru, yaitu UU No. 2/2025.
"Nah dia butuh sebenarnya bauksit dari kita. Tapi, tidak bisa, karena bauksit kita tidak boleh ekspor," ungkapnya.
Walau terdapat larangan ekspor bijih bauksit, Dilo menjelaskan ada kemungkinan beberapa skema kerjasama yang dijajaki oleh kedua belah pihak.
BERITA TERKAIT: