Kenaikan ini didorong oleh upaya para pelaku usaha yang mempercepat pengiriman barang ke luar negeri guna menghindari tarif impor baru Presiden AS Donald Trump pada April 2025.
“Tarif berlebihan yang diterapkan oleh pemerintah AS justru menciptakan hambatan bagi perdagangan Amerika sendiri,” tegas Wakil Kepala Bea Cukai China Wang Lingjun dalam konferensi pers, seperti dikutip dari
CNBC, Senin 14 April 2025.
Sementara itu, impor China tercatat turun 4,3 persen pada bulan Maret. Meski masih dalam tren penurunan, angka ini menunjukkan perbaikan dibanding penurunan 8,4 persen pada Februari.
Adapun pada dua bulan pertama 2025, performa ekspor China sempat melambat tajam, hanya tumbuh 2,3 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pada periode yang sama, impor China mengalami kontraksi 8,4 persen—penurunan terdalam sejak pertengahan 2023.
Tekanan eksternal seperti perang dagang, ditambah lemahnya konsumsi dalam negeri, membuat target pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar lima persen yang ditetapkan Beijing menjadi semakin sulit dicapai.
Meski begitu, China menegaskan tetap berkomitmen pada kerja sama perdagangan yang adil dan terbuka.
“Kami menegakkan semua tindakan balasan yang telah diumumkan terhadap AS sesuai hukum, sambil terus membuka perekonomian untuk kolaborasi dagang dan investasi yang saling menguntungkan dengan mitra global,” ujar Wang.
BERITA TERKAIT: