Bisnis Hampers Cevelle, Awalnya Coba-coba Kini Raup Omzet Puluhan Juta

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Sabtu, 29 Maret 2025, 22:37 WIB
Bisnis Hampers Cevelle, Awalnya Coba-coba Kini Raup Omzet Puluhan Juta
Ilustrasi/Net
rmol news logo Tren bisnis hampers terus berkembang seiring meningkatnya permintaan pasar untuk berbagai momen spesial. Tak hanya saat Lebaran, hampers kini menjadi pilihan untuk perayaan Natal, Imlek, ulang tahun, hingga acara pernikahan.

Hal ini pula yang dirasakan oleh pelaku usaha hampers Cevelle, yang awalnya hanya coba-coba tetapi kini berhasil meraup omzet puluhan juta rupiah dari penjualan cookies, brownies, hingga cheesecake.

Owner Cevelle, Nurul Khotimah, mengungkapkan bahwa bisnis hampers memiliki prospek jangka panjang karena permintaan tidak terbatas pada satu perayaan saja.

"Hampers selalu dibutuhkan untuk berbagai acara. Meskipun orang tidak membelinya setiap hari, tetapi karena banyak orang memiliki tanggal spesial yang berbeda-beda, peluangnya tetap besar," kata Nurul dalam perbincangan bersama RMOL, pada Sabtu 29 Maret 2025.

Sempat Khawatir Hampers Tak Laku di Tengah Kemerosotan Ekonomi

Di tengah ketatnya persaingan, pengusaha berusia 26 tahun itu mengatakan bahwa kreativitas menjadi kunci utama dalam bisnis hampers.

"Kita dituntut untuk terus berinovasi agar produk terlihat menarik dibandingkan hampers lainnya," jelasnya.

Meski kondisi ekonomi saat ini cukup menantang, Nurul mengaku awalnya sempat khawatir produknya tidak laku di pasaran.

"Sempat takut sih, apalagi ekonomi lagi melemah, agak-agak deg-degan tiap mau restock bahan itu kayak apakah orang akan beli sedangkan ekonomi kita lagi merosot banget," tuturnya.

"Tapi ternyata momen-momen spesial tetap ditunggu banyak orang. Selama harganya masih terjangkau, mereka tetap ingin berbagi hampers ke keluarga," ujarnya.

Kunci Keberhasilan Bisnis Hampers

Menurut Nurul, kesuksesan bisnis hampers kue ini terletak pada kombinasi harga yang terjangkau, rasa yang enak, serta strategi pemasaran yang tepat.

"Kami ingin menunjukkan bahwa hampers ini bagus, cantik, dan layak diberikan kepada teman, saudara, orang tua, atau mertua. Tapi tetap dengan harga yang affordable," katanya.

Untuk strategi pemasaran, Cevelle mengandalkan media sosial serta promosi dari mulut ke mulut. Instagram menjadi platform utama dalam menjangkau pelanggan, didukung dengan iklan berbayar yang terbukti efektif meningkatkan penjualan.

Selain itu, mereka juga menerapkan strategi early bird price di lima hari pertama penjualan, yang berhasil menarik banyak pembeli.

Dari 30 Toples Jadi 150 Hampers Ludes Selama Ramadan

Nurul mengaku, bisnis hampers ini awalnya hanya menyiapkan 30 toples kue kering. Namun, tingginya permintaan membuat stok tersebut habis bahkan sebelum iklan dipasang.

"Awalnya kami hanya bikin sedikit, sekitar 30 toples saja. Mikirnya siapa sih yang mau beli cookies? Apalagi ini percobaan pertama. Tapi ternyata salah besar, 30 toples itu habis sebelum iklan naik. Akhirnya kami restock hingga lebih dari 150 hampers," kata Nurul.

Dengan permintaan yang terus meningkat, omzet bisnis ini melonjak hingga berhasil mengantongi Rp25 juta dalam satu musim penjualan.

"Alhamdulillah omzetnya dua kali lipat dibanding saat produk kami viral sebelumnya. Waktu jualan kunafa, omzetnya sekitar Rp14-15 juta. Nah, untuk Lebaran ini bisa tembus Rp25 juta. Padahal ini bisnis baru, tapi hasilnya sudah segitu," tambahnya.

Keberhasilan ini mendorong Cevelle untuk terus mengembangkan bisnisnya setelah Ramadan dengan menghadirkan konsep hampers yang lebih menarik dan inovatif.

"Awalnya cuma iseng, tapi ternyata potensinya besar. Ke depannya, kami akan tetap lanjut jualan dan bikin sesuatu yang lebih seru lagi," pungkasnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA