Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent turun 40 sen atau 0,5 persen menjadi 73,63 Dolar AS per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 56 sen atau 0,8 persen menjadi 69,36 Dolar AS per barel.
Analis JPMorgan mengatakan para investor telah dibuat khawatir akan potensi resesi akibat perang dagang dan arah kebijakan Pemerintahan Donald Trump.
"Kekhawatiran mengenai perang dagang, ditambah dengan meningkatnya ketidakpastian kebijakan AS, sangat membebani sentimen," kata mereka.
JPMorgan mencatat, meskipun risiko resesi meningkat, indikator permintaan minyak frekuensi tinggi telah bertahan relatif baik untuk saat ini.
Secara mingguan, harga minyak mentah Brent naik 1,9 persen, sementara harga minyak mentah WTI naik 1,6 persen. Sejak mencapai titik terendah dalam beberapa bulan pada awal Maret, harga minyak mentah Brent naik lebih dari 7 persen, dan harga minyak mentah WTI naik lebih dari 6 persen.
"Tema utama minggu ini adalah pemerintahan Trump meningkatkan tekanan pada rezim Maduro di Venezuela," kata analis Barclays Amarpreet Singh.
Trump pada hari Senin mengumumkan tarif baru sebesar 25 persen pada calon pembeli minyak mentah Venezuela, beberapa hari setelah sanksi AS yang menargetkan impor China dari Iran.
"Tindakan tersebut dapat memperburuk penurunan produksi minyak mentah Venezuela yang diantisipasi sebesar 200.000 barel per hari tahun ini," kata Singh.
BERITA TERKAIT: