Hal tersebut dikatakan Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, Triwahyono, dalam taklimat media yang dikutip Jumat 7 Maret 2025.
"Memang sebelumnya terjadi pelemahan Rupiah yang cukup dalam, salah satunya disebabkan oleh apa namanya, rilis dari MSCI, jadi Morgan Stanley Index, yang dia mengeluarkan kesimpulan untuk melakukan underweight terhadap equity di Indonesia," jelas Tri.
Dalam hal ini, MSCI menurunkan peringkat saham Indonesia dari equal-weight (EW) menjadi underweight (UW). Alasannya, langkah tersebut diambil seiring dengan melemahnya prospek pertumbuhan ekonomi domestik serta tekanan terhadap profitabilitas perusahaan di sektor siklikal.
"Nah tadinya investasi di saham di Indonesia dari MSCI itu adalah neutral, tapi terus mereka mengeluarkan apa namanya menjadi underweight, sehingga itulah yang terjadi kenapa beberapa waktu terakhir itu di pasar saham kita memang tekanannya sangat dalam," tambah Tri.
Selain itu, pelemahan ini juga terjadi imbas banyaknya investor asing yang mengalihkan dananya untuk kembali ke safe haven atau instrumen investasi yang nilainya stabil di tengah ketidakpastian ekonomi, seperti emas.
"Nah, itu tadi ketika keluar dan mereka langsung memang back to safe haven, akhirnya mereka membutuhkan Dolar itu yang mengakibatkan memang tekanan itu beberapa waktu belakangan ini memang cukup tinggi," tuturnya.
Namun, Tri menyebutkan bahwa sentimen pasar mulai membaik setelah JP Morgan menaikkan peringkat investasi untuk beberapa saham perbankan besar, seperti BCA dan Bank Mandiri.
"itu membuat akhirnya berbalik, kita lihat bahwa termasuk hari ini pasar saham di Indonesia relatif mengalami rebound yang cukup tinggi, dan ini juga balik lagi dampaknya kepada Rupiah, karena memang banyak di-drive oleh perilaku asing di saham," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: