Direktur Utama Pertamina Lubricants, Werry Prayogi mengatakan, setidaknya pelanggan bisa mengikuti beberapa panduan praktis untuk membedakan oli asli dan palsu.
Pertama, oli keluaran Pertamina selalu memiliki QR Code di stiker label anti-counterfeiting physical & digital. QR Code ini mengandung kode unik 9-10 karakter (angka dan huruf acak).
"Setiap botol memiliki QR Code berbeda, jika ada yang sama maka produk tersebut palsu," kata Werry dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 20 Februari 2025.
Saat dipindai, QR Code mengarah ke situs Lubes.id dan akan menampilkan informasi produk, nomor QR, kode batch, jumlah scan, dan lokasi scan.
Kedua, oli Pertamina selalu memiliki hologram halus dengan karakter titik (dot) yang terlihat saat kemiringan 45 derajat di bagian tutup botol.
Ketiga, pastikan keberadaan nomor batch di tutup dan leher botol. Di sini, ada 8 digit nomor batch dengan posisi lurus, tegak, dan sejajar. Keempat, oli Pertamina memiliki teknologi triple layer botol. Saat tutup dibuka, warna bagian dalam botol berbeda dengan bagian luar.
Werry mengatakan, maraknya kasus pemalsuan oli tidak hanya merugikan konsumen, tetapi juga merugikan negara dan industri.
"Kami mendukung penuh upaya penegak hukum dalam menangani kasus-kasus yang ada dan akan terus berkomitmen untuk menindak tegas pelaku pemalsuan," jelas Werry.
Di sisi lain, Pertamina Lubricants sebagai anak usaha PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading Pertamina selalu memastikan jaminan mutu dan memberikan perlindungan bagi konsumen. Oli Pertamina telah mengantongi sertifikasi SNI, baik untuk segmen otomotif maupun industri.
Sementara itu, VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso mengajak masyarakat untuk turut ambil andil dalam pelaporan produk oli palsu.
"Selain memberikan edukasi produk oli asli Pertamina, kami juga mengajak masyarakat turut berperan dalam membuat laporan jika menemukan produk oli palsu. Laporan dapat disampaikan ke contact center Pertamina 135," ungkap Fadjar.
BERITA TERKAIT: