Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka tersebut lebih rendah dibandingkan Desember 2024 dengan nilai impor 23,46 miliar Dolar AS.
“Total nilai ekspor Januari 2025 mengalami penurunan secara bulanan, didorong oleh penurunan nilai ekspor non migas, terutama pada komoditas bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, bijih logam, terak dan abu,” ujar Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam Rilis BPS, Senin, 17 Februari 2025.
Sementara penurunan ekspor migas didorong oleh penurunan nilai ekspor gas dengan andil sebesar -1,08 persen. Secara rinci, ekspor migas pada Januari 2025 turun sebesar 31,35 persen menjadi 1,06 miliar Dolar AS dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 1,55 miliar Dolar AS.
Sementara itu, ekspor nonmigas juga mengalami penurunan sebesar 6,96 persen, dengan nilai ekspor mencapai 20,40 miliar Dolar AS, lebih rendah dibandingkan Desember 2024 yang tercatat sebesar 21,92 miliar Dolar AS.
Meskipun mengalami penurunan secara bulanan, ekspor Januari 2025 mencatat pertumbuhan 4,68 persen secara tahunan (yoy). Kenaikan ini didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas.
“Terutama pada ekspor kapal perahu dan struktur terapung, logam mulia dan perhiasan, dan juga ekspor bahan kimia anorganik,” jelasnya.
Di sisi lain, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar 3,45 miliar Dolar AS pada Januari 2025, di mana nilai impor di angka 18 miliar Dolar AS.
“Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 57 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” ujar Amalia.
BERITA TERKAIT: