Kerja sama ini sekaligus mengukuhkan posisi Perseroan dalam ranah industry energi terbarukan.
Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Senin 17 Februari 2025, disebutkan bahwa penandatanganan kerja sama dilakukan pada 14 Februari.
Dalam perjanjian tersebut, LABA akan menyediakan 3.000 unit baterai berkapasitas 23,96 KWH dan 1.000 unit baterai berkapasitas 38,7 KWH, dengan total kapasitas sebesar 110 MWH.
"Harga satuan baterai ditetapkan sebesar Rp1.560.000 per KWH, dengan total nilai pasokan sebesar Rp171,6 miliar," ujar Corporate Secretary Green Power Ferry Cahyo dalam keterangannya.
LABA tengah membidik pendapatan sebesar Rp621 miliar untuk tahun ini. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan rata-rata pendapatan tahunan Rp10-Rp15 miliar. Optimisme ini didasarkan pada reposisi korporasi sebagai perusahaan induk yang menaungi portofolio bisnis berbasis EBT.
Proyeksi kenaikan laba tersebut setelah Green Power mengarahkan bisnis ke sektor energi baru dan terbarukan (EBT) pasca akuisisi oleh PT Nev Stored Energy serta PT Longpin Investasi Indonesia.
BERITA TERKAIT: