Pencapaian ini menempatkan BRI sejajar dengan perusahaan-perusahaan elite di kawasan Asia-Pasifik, termasuk Sumitomo Mitsui Financial Group, Nissan Motor Corporation, Toyota Motor Corporation, dan Nippon Life Insurance Company.
Adapun pemeringkatan ini didasarkan pada tiga aspek utama, yaitu kepuasan karyawan, kinerja keuangan, serta transparansi dalam pelaporan Environmental, Social, and Governance (ESG).
TIME melaporkan bahwa aspek kepuasan karyawan dievaluasi melalui survei rekomendasi, baik langsung maupun tidak langsung. Sementara itu, kinerja keuangan dinilai berdasarkan pertumbuhan pendapatan perusahaan dalam beberapa tahun terakhir serta data dari Statista.
Sementara tansparansi keberlanjutan dinilai melalui berbagai indikator, termasuk pengurangan emisi karbon, peringkat Carbon Disclosure Project (CDP), keterwakilan perempuan dalam dewan direksi, serta kepatuhan terhadap standar Global Reporting Initiative (GRI) dalam pelaporan Corporate Social Responsibility (CSR).
Kebijakan kepatuhan dan antikorupsi juga menjadi bagian dari penilaian tata kelola perusahaan yang baik. Direktur Utama BRI Sunarso menyampaikan apresiasinya terhadap pencapaian ini.
"Pencapaian ini menjadi bukti keberhasilan BRI dalam menjaga stabilitas dan resiliensi kinerja, dan di sisi lain menjalankan peran dalam mendukung ekonomi kerakyatan, utamanya melalui pembiayaan yang inklusif dan berkelanjutan, serta berbagai inisiatif pemberdayaan untuk menumbuhkembangkan UMKM menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Sunarso dalam keterangan resmi Jumat 14 Februari 2025.
Sepanjang tahun 2024, BRI mencatatkan kinerja keuangan yang solid dengan membukukan laba bersih sebesar Rp60,64 triliun. Total aset perseroan mencapai Rp1.992,98 triliun per akhir Desember 2024, tumbuh 1,42 persen secara tahunan (yoy).
Strategi penyaluran kredit yang selektif dan berkualitas turut mendorong pertumbuhan, dengan total kredit yang disalurkan mencapai Rp1.354,64 triliun atau tumbuh 6,97 persen yoy. Dari total penyaluran tersebut, segmen UMKM mendominasi dengan porsi 81,97 persen atau setara Rp1.110,37 triliun.
BERITA TERKAIT: