Seperti dikutip
Associated Press (AP) pada Kamis 13 Februari 2025, pertumbuhan ini lebih baik dari perkiraan, sehingga membantu meredakan kekhawatiran akan kemungkinan resesi.
Kantor Statistik Nasional Inggris mencatat bahwa sepanjang 2024, produk domestik bruto (PDB) negara tersebut tumbuh sebesar 0,9 persen.
Sebelumnya, sejumlah ekonom memperkirakan bahwa ekonomi Inggris akan mengalami kontraksi pada akhir 2024 dan berlanjut melemah pada awal 2025, yang berisiko membawa negara asal Raja Charles III itu ke dalam resesi.
Resesi teknis sendiri terjadi ketika ekonomi mengalami kontraksi selama dua kuartal berturut-turut. Inggris terakhir kali menghadapi resesi pada awal tahun lalu. Oleh karena itu data terbaru ini memberikan sedikit optimisme bagi perekonomian negara itu.
Meskipun berhasil menghindari resesi, prospek ekonomi Inggris untuk 2025 masih menghadapi tantangan. Pekan lalu, Bank of England menurunkan proyeksi pertumbuhan PDB menjadi hanya 0,75 persen untuk tahun ini.
Selain itu, Inggris masih berhadapan dengan tekanan fiskal serta ancaman perang tarif global yang dapat mempengaruhi perdagangan dan investasi.
Dari sisi politik, popularitas Partai Buruh yang berkuasa dilaporkan terus menurun sejak kemenangan mereka dalam pemilu tahun lalu.
BERITA TERKAIT: