Seperti dikutip dari
Reuters Senin 10 Februari 2025, Presiden AS Donald Trump telah menginstruksikan Menteri Keuangan Scott Bessent untuk menghentikan produksi koin satu sen tersebut karena biaya produksi yang lebih tinggi dari nilai nominalnya.
"Sudah terlalu lama Amerika Serikat mencetak penny yang harganya lebih dari 2 sen. Ini sangat boros! Saya telah menginstruksikan Menteri Keuangan AS saya untuk berhenti memproduksi penny baru," tulis Trump dalam unggahan di media sosial Truth Social.
Ia menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya menghilangkan pemborosan dalam anggaran negara.
"Mari kita singkirkan pemborosan dari anggaran negara kita yang hebat, meskipun hanya satu penny," tambahnya.
Penny pertama kali diperkenalkan pada tahun 1793 dan sejak 1909 menampilkan gambar Presiden AS Abraham Lincoln di sisi depan. Namun, perdebatan mengenai kelayakan koin ini telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Ekonom Henry Aaron dari Brookings Institution bahkan pernah mengusulkan penghapusan penny dan koin nikel secara bersamaan dalam tulisannya pada 2013. "Hidup akan lebih sederhana tanpa sampah moneter ini," ujarnya.
Di sisi lain, pendukung keberadaan penny berargumen bahwa koin ini membantu menjaga kestabilan harga dan berkontribusi pada kegiatan amal. Namun, bagi banyak warga Amerika, koin tersebut justru dianggap tidak lagi berguna dan hanya menumpuk di laci, asbak, atau celengan.
Meski demikian, jika penny benar-benar dihapus dari sistem keuangan, pemerintah AS kemungkinan perlu menyesuaikan harga barang dengan membulatkan angka terakhir ke nol.
BERITA TERKAIT: